Font Re-Size
Karena tidak sempat membuat sarapan pagi, saya terpaksa membeli segelas sari kedelai dan tiga bakpao goreng ke kantor. Saya melihat rekan kerja yang duduk di depan saya sudah di tempatnya. Saya maju menghampirinya dan menyapanya, kemudian menyodorkan tiga bakpao goreng yang ada di tangan saya, seraya menanyakan apakah dia mau mengambil satu.
Rekan itu memandang saya lalu dengan tersenyum dia berkata, “Terima kasih saya sudah kenyang.” Sepatah kalimat jawaban yang sangat sederhana, telah mendekatkan jarak diantara kami berdua.Walaupun rekan saya tidak terlalu menyukai bakpao goreng saya ini, tetapi karena sepatah kata sapaan yang hangat dari saya ini, sinar pandangan mata kami berdua saling bertatap ramah. Dalam hati masing-masing timbul semacam perasaan dekat, persahabatan, itu adalah sebuah kunci yang bisa membuka hati antara manusia dan manusia.
Saya pernah mendengar sebuah kisah:
Sebuah induk kunci (gembok) yang besar dan kokoh, tergantung di atas pintu besar, dengan menggunakan sebatang tongkat besi dan tenaga sembilan ekor lembu serta dua ekor macan untuk membuka induk kunci itu, masih tetap tidak bisa terbuka.
Datanglah sebuah anak kunci, perawakannya yang kecil dan kurus menyusup masuk ke dalam lubang induk kunci. Hanya dengan perlahan diputar, terdengar suara “klek”, induk kunci yang besar dan kokoh itu segera terbuka.
Dengan keheranan tongkat besi itu bertanya, “Mengapa saya menghabiskan tenaga sekian besarnya masih tetap tidak bisa terbuka, sedangkan Anda bisa dengan mudah membuka induk kunci bagai membalikkan telapak tangan?”
Anak kunci menjawab, “Karena saya paling memahami isi hatinya.”
Hati setiap insan bagaikan pintu besar yang terkunci. Biarpun Anda menggunakan tongkat besi yang seberapa kasar pun tidak akan bisa membuka induk kunci itu. Satu-satunya hanya dengan mencurahkan perhatian, baru bisa mengubah diri kita menjadi anak kunci yang kecil dan halus, masuk ke dalam sanubari orang lain serta memahami orang lain.
Dengan sepatah kata sapaan yang sederhana telah bisa membuka simpul hati orang lain, kita harus lebih dulu memahami apa yang dibutuhkan oleh orang lain, baru bisa memberikan obat yang sesuai dengan gejala penyakitnya agar penyakit itu dapat segera disingkirkan.
Untuk membuka kunci hati antar manusia, tidak membutuhkan emas perak ataupun kekayaan yang berlimpah, hanya membutuhkan sepatah kata sapaan yang hangat sudah cukup.
Suatu hari dalam perjalanan pulang dari kantor, saya mengendarai mobil, ketika sampai di sebuah lampu lalu lintas di sebuah persimpangan jalan, saya melihat bayangan sekelibat seorang pejalan kaki yang mirip dengan Annie, rekan kerja saya. Segera saya membuka jendela mobil untuk memastikannya, ternyata tidak salah lihat, dia memang benar Annie.
Dengan suara yang agak keras saya menyapanya, “Hai Annie, mau kemana? Mau saya antarkan?” Dengan terkejut Annie menoleh untuk menengok, “Ah! Ternyata kamu ya, mobil saya ada di depan sana, saya hendak mengambil mobil saya. Terima kasih ya!” Sepatah kata-kata sapaan yang menaruh perhatian itu telah mendekatkan jarak diantara kami berdua, telah membuka kunci hati masing-masing orang.
Asalkan ada sepatah kata yang menaruh perhatian kepada orang lain, sudah bisa membangun persahabatan atau pertemanan yang sangat berharga, sudah bisa menyimpulkan sebuah perjodohan yang baik, mengapa tidak Anda lakukan dengan senang hati?
sumber : erabaru
0 comments:
Post a Comment