Font Re-Size
Kita sering mendapat pelajaran tentang murid-murid Nabi Khongcu/Kongzi, kita mengetahui seluruh muridnya berjumlah 3000 orang. Nah, kita pasti pernah mendengar tentang 12 yang bijaksana dari murid Nabi Khongcu.
Mungkin sebagian dari kita telah mengetahui siapa saja murid Nabi yang 12 bijaksana itu. Tapi sudahkah kita mengetahui lebih lanjut tentang ke-12 murid nabi itu, entah itu dari masa hidupnya atau tentang kecakapan yang mereka miliki.
Berikut adalah ke-12 murid Nabi tersebut:
1. Bien Sun alias Cu Khian
Ia orang negeri Lo, 15 tahun lebih muda dari Nabi, menurut catatan sejarah oleh Suma Chian, tetapi di dalam kitab Ke Gi di tulis 50 tahun lebih muda. Ketika mula-mula menjadi murid Nabi Khongcu, ia Nampak begitu lemah seperti menderita kelaparan dan ternyata kemudian lambat laun menjadi Nampak sehat Nampak Puas.
Cu khong bertanya mengapa ia dapat demikian, Bien Sun menjawab, “saya datang dari tengah-tengah rumpun bambu dan alang-alang ketika datang menghadap Guru. Guru telah melatih hatiku dalam cita dan laku bakti dan memberi contoh suri teladan raja-raja suci purba. Saya merasa suka dengan ajarannya, tetapi ketika saya ke luar dan melihat orang-orang dengan kekuasaannya, dengan payung, panji dan segala kemuliaan yang mengelilinginya, saya tertarik dengan pertunjukkan itu pula. Kedua hal itu saling menyerang dalam dadaku. Saya tidak dapat menentukan pilihan, maka nampak berputus asa. Tetapi kini ajaran guru telah meresap demikian dalam di hati. Kemajuanku juga banyak mendapat bantuan oleh suri teladan kawan-kawan. Kini saya tahu apa yang harus ku ikuti dan apa yang harus ku hindari, dan segala kemuliaan oleh kekuasaan terasakan tidak lebih seperti debu belaka. Demikianlah kini saya nampak sehat dan puas.”
Bien Cu Khian termasuk murid Nabi Khongcu yang maju, terkenal akan kesucian dan laku baktinya.
2. Jiam Yong alias Tiong kiong
Sebutannya Jiam Cu. Ia orang negeri Lo, 29 tahun lebih muda dari Nabi. Ayahnya terkenal kurang baik perilakunya, tetapi Nabi menyatakan bahwa hal itu tidak mengurangi nilai perilaku kebajikan Jiam Yong.
3. Cwanbok Su atau Cu Khong
Orang negeri Wee, 31 tahun lebih muda dari Nabi. Ia seorang yang sangat luwes dan pandai bicara.
tentang Cu khong, Nabi bersabda, “sejak aku mendapatkan Su (Cu Khong), tiap hari datang siswa dari tempat-tempat yang jauh”
ketika Raja muda King dari negeri Cee bertanya mengapa Tiong Ni (Nabi Khongcu) di sebut sebagai seorang Nabi; Cu Khong menjawab, “Aku tidak tahu. Aku sepanjang hidup menjunjung langit, tetapi aku tidak tahu berapa jauh tingginya; aku menginjak bumi, tetapi aku tidak tahu berapa tebalnya. Di dalam mengikuti Guru aku laksana seorang yang kehausan lalu dengan sebuah gayung menciduk air dari sungai, dan di sana ia minum sepuas-puasnya tanpa mengetahui dalamnya sungai itu.”
ketika ia berangkat memangku jabatan sebagai komandan daerah Sien Yang, Nabi menasehatinya, “Di dalam memperlakukan bawahan, tiada yang lebih daripada adil dan bila di karuniai kekayaan, tiada yang lebih baik daripada hidup sederhana. Pegang teguh dua perkara ini dan jangan menyimpang daripadanya. Menyembunyikan kepandaian orang adalah menutupi kebijaksanaan; membeberkan keburukan orang adalah bagian daripada orang rendah budi. Berbicara buruk tentang orang yang engkau belum berusaha mendapat kesempatan membimbing/ mengingatkannya adalah bukan jalan suci tentang persaudaraan dan keharmonisan.”
Cu khong pernah memangku jabatan tinggi di negeri Lo dan Wee kemudian wafat di negeri Cee. Ia sangat mencintai dan menghormati gurunya.
4. Tiong Yu atau Cu Lo alias Kwi lo
Ia orang negeri daerah Pian, negeri Lo, hanya 9 tahun lebih muda dari Nabi.
Ketika pertama bertemu Nabi ia ditanya akan kegemarannya dan menjawab,“Pedang panjangku. “Nabi bersabda, “Bila Kepandaianmu itu ditambah dengan hasil belajar, engkau akan menjadi seorang susilawan (kuncu).”
Cu Lo menjawab,”Apa faedahnya belajar? Di Gunung Selatan ada tumbuh rumpun bambu, batangnya keras dan lupus. Bila di potong dan dijadikan anak panah, akan dapat menembusi tebalnya kulit badak, apakah faedahnya belajar?”
Nabi bersabda, “Itu benar, tetapi bila anak panah itu engkau beri bulu dan mata dari baja, tidakkah akan menembus lebih dalam?” Cu Lo lalu membongkok dua kali dan mohon di terima sebagai murid.
Tentang Cu lo, Nabi bersabda, “Setelah kehadiran Cu lo, Tidak ada kata-kata jahat datang ke telingaku”.
Ketika Nabi pulang ke negeri Lo, Cu Lo bekerja sebagai panglima di negeri Wee; Ia gugur tatkala di negeri itu terjadi pengkhianatan hasil komplotan ayah raja muda negeri Wee yang mencari suaka di negeri Cien dan berusaha merebut kekuasaan dari tangan puteranya.
Cu lo seorang yang sederhana, Jujur dan kasar pribadinya sangat mengundang simpatik.
5. Phok Siang atau Cu He
Ia kurang jelas asal-usulnya ada yang mengatakan ia orang negeri Wee, Gwi, Un. Usianya 45 tahun lebih muda dari Nabi dan berusia lanjut.
Pada tahun 406 SM, ia tercatat menyerahkan beberapa jilid kitab Suci kepada rajamuda Bun dari negeri Gwi. Ia termasyhur sebagai seorang punjangga yang banyak membaca dan saksama, bahkan lebih teliti.
Kitab Mao Si (kitab Sanjak yang di himpun orang marga Mao) di dalamya terkandung pemikiran Cu He. Kong Yang Koo dan Kok Liang Cik juga menerima pengetahuan kitab Chun Ciu dari Cu He.
Tambahan :
-Kong Yang Ko => penyusun kitab Chun Chiu Kong-Yang Thwan
-Kok Liang Cik => penyusun kitab Chun Chiu Kok-Liang Thwan
6. Cwansun Su atau Cu Tiang
Orang negeri Tien, 48 tahun lebih muda dari Nabi.
Tentang Cu Tiang ini, Cu Khong berkata, “Ia orang yang tidak membanggakan jasa; ia tidak menunjukkan kegembiraan karena mendapatkan kedudukan terhormat; juga tidak besar mulut dan tidak lengah;tidak menunjukkan kesombongan kepada anak buahnya; demikianlah sifat Cwansun Su”
7. Jiam king alias Pik Giu
Ia seorang negeri lo, hanya tujuh tahun lebih muda dari Nabi. Ketika Nabi menjadi menteri kehakiman. Beliau mengangkat Pik Giu menggantikan kedudukannya sebagai Komandan Daerah Tiong To.
8. Cai I alias Cu Ngo
Ia orang negeri Lo, tidak di ketahui tentang usianya. Menurut Suma Chian. Ia mempunyai mulut yang tajam.
Pernah menjabat sebagai duta ke negeri Cho, ketika rajamuda negeri itu, Ciao, menawarkan sebuah kereta mewah yang dihiasi dengan perak untuk gurunya Cai Ngo menjawab, ”Guruku adalah seorang yang menyukai suatu pemerintahan yang berdasar jalan suci, bila tidak dijumpai beliau dapat menemukan kegembiraan di dalam dirinya sendiri.
Kini jalan suci dan kebajikan dalam keadaan tidur, maka beliau bemaksud membangunkan dan menggerakkannya. Bila mendapatkan seorang pangeran yang sungguh-sungguh melaksanakan itu, beliau akan rela berjalan kaki ke istana dan merasa sangat gembira. Mengapa beliau memerlukan menerima sebuah hadiah mewah dari tempat yang demikian jauh??”
Sayang ia banyak kelemahan sehingga di dalam Kitab Lun Gi ia mendapat kecaman Nabi.
9. Jiam Yu atau Jiam Kiu
Ia masih ada hubungan saudara dengan Jiam Yong maupun Jiam King, usianya 29 tahun lebih muda dari Nabi.
Cu Khong berkata tentangnya, “ia sorang yang hormat perhatian kepada tamu; suka belajar dan banyak kecakapan; rajin di dalam memeriksa segala sesuatu demikianlah Jiam Kiu.”
Oleh pengaruh Jiam Kiu lah, rajamuda Ai dari negeri Lo menjemput Nabi pulang ke negerinya.
Ia tercatat sebagai murid yang pandai menyesuaikan diri dan banyak kecakapan.
10. Gan Hian atau Cu Yu.
Ia orang negeri Go, 45 tahun lebih muda dari Nabi, mempunyai keistimewaan dalam pengetahuan kitab. Pernah menjadi komandan kota Bu jiang. Di sana ia mengubah sifat rakyat dengan memberi pendidikan tentang kerendahan hati dan musik yang di puji oleh Nabi.
Setelah wafat Nabi , kepala keluarga Kwi, Kwi khongcu bertanya kepada Gan Hian mengapa wafat Nabi tidak membuat sensasi seperti waktu wafat Cu San (perdana menteri negeri Tin), orang-orang laki-laki melepaskan gelang pinggang dan hiasan sabuknya dan suara tangis terdengar sepanjang jalan sampai tiga bulan lamanya.
Gan Hian menjawab, ”pengaruh Cu San di bandingkan pengaruh guru seperti air banjir dan hujan yang menggemukkan.
11. Yu Cu atau Yu Jiak
Dia adalah orang negeri lo, tentang usianya kurang jelas. Ia tercatat sebagai siswa yang mempunyai ingatan yang kuat dan luas, ia menyukai ajaran kuno.
Setelah wafat Nabi, murid-murid lain yang melihat Yu Jiak, sikap dan cara bicaranya mirip dengan Nabi lalu bermaksud menghormatinya sebagai terhadap Nabi, tetapi hal ini di batalkan karena tidak dibenarkan oleh Cing Cu
12. Cu Hi (Zhu Xi)
Ia bukanlah murid Nabi, melainkan tokoh besar kaum Too Hak Ke (kaum yang mempelajari Jalan Suci) atau orang barat menyebutnya Neo Konfusianisme.
Nama aliasnya Gwan Hwee, aslinya penduduk Bu Gwan, propinsi An Hwee, tetapi lahir di Yu Khee, propinsi Hok Kian Tengah. Hidup pada (1130-1200 M)
Kitab Suci yang kini kita miliki, senantiasa diantar dengan Kata pengantar Cu Hi; ini menunjukkan betapa besar peranan beliau dalam pembinaan kelembagaan.
sumber : pakincimanggis
Please write a comment after you read this article. Thx..!!
0 comments:
Post a Comment