Font Re-Size
Kaisar Daizong menerima keluh kesah putrinya dan menjawab dengan pelan,.
“Kamu masih seperti anak kecil. Ada banyak hal yang tidak kamu mengerti. Apa yang suamimu katakan adalah benar. Ayah mertuamu telah menyelamatkan dinasti ini. Jika dia berkeinginan menjadi kaisar, dia telah mendapatkannya dari dahulu. Kita tidak akan memiliki kekaisaran pada keluarga kita."
Daizong kemudian menasihati putrinya untuk tidak mengambil hati perkataan suaminya. Sebaliknya, putrinya dianjurkan hidup dengan damai dan bahagia daripada menuduh suaminya sebagai pembangkang. Putri Shengping perlahan-lahan kembali tenang dan kembali kepada suaminya. Di lain pihak, Jendral Guo Ziyi menganggap apa yang dikatakan putranya, sebagai hal yang di luar batas dan tergolong memberontak. Dengan segera, dia mengikat anaknya dan membawanya ke istana untuk dihukum oleh kaisar.
Namun, Daizong sangat sabar dan menenangkan Sang Jendral, “Ini adalah perselisihan pasangan muda. Mungkin ada kata-kata yang di luar batas. Tetapi, kita lebih tua, tolong jangan diambil hati. Ada pepatah lama mengatakan bahwa Ayah mertua seharusnya tuli dan bisu. Kita sebaiknya berpura-pura tidak mendengarnya.”
Setelah mendengar hal tersebut, Jendral Guo merasa sangat lega dan benar-benar gembira.
Please write a comment after you read this article. Thx..!!
Jendral Guo Ziyi adalah salah seorang tokoh pada masa reformasi Dinasti Tang. Selama masa Pemberontakan An Shi, jasa beliau sangatlah besar. Kaisar Daizhong sangat menghargai Jendral Guo, sehingga menikahkan putrinya, Putri Shengping dengan Putra Jendral Guo, Guo Ai.
Suatu hari, pasangan muda ini bertengkar. Ketika Guo Ai melihat istrinya berperilaku seperti seorang Putri, kaisar dia berkata, “Apa yang hebat darimu? Apakah karena ayahmu seorang Kaisar? Terus terang, jika Ayahku tidak mengalahkan An Lushan, dinasti Ayahmu tidak akan pernah ada. Ayahku tidak berambisi terhadap tahta, itu sebabnya Dia tidak menjadi seorang kaisar.” Setelah mendengar kritikan pedas itu, seketika Putri Shengping melapor kepada ayahnya.
Suatu hari, pasangan muda ini bertengkar. Ketika Guo Ai melihat istrinya berperilaku seperti seorang Putri, kaisar dia berkata, “Apa yang hebat darimu? Apakah karena ayahmu seorang Kaisar? Terus terang, jika Ayahku tidak mengalahkan An Lushan, dinasti Ayahmu tidak akan pernah ada. Ayahku tidak berambisi terhadap tahta, itu sebabnya Dia tidak menjadi seorang kaisar.” Setelah mendengar kritikan pedas itu, seketika Putri Shengping melapor kepada ayahnya.
Kaisar Daizong menerima keluh kesah putrinya dan menjawab dengan pelan,.
“Kamu masih seperti anak kecil. Ada banyak hal yang tidak kamu mengerti. Apa yang suamimu katakan adalah benar. Ayah mertuamu telah menyelamatkan dinasti ini. Jika dia berkeinginan menjadi kaisar, dia telah mendapatkannya dari dahulu. Kita tidak akan memiliki kekaisaran pada keluarga kita."
Daizong kemudian menasihati putrinya untuk tidak mengambil hati perkataan suaminya. Sebaliknya, putrinya dianjurkan hidup dengan damai dan bahagia daripada menuduh suaminya sebagai pembangkang. Putri Shengping perlahan-lahan kembali tenang dan kembali kepada suaminya. Di lain pihak, Jendral Guo Ziyi menganggap apa yang dikatakan putranya, sebagai hal yang di luar batas dan tergolong memberontak. Dengan segera, dia mengikat anaknya dan membawanya ke istana untuk dihukum oleh kaisar.
Namun, Daizong sangat sabar dan menenangkan Sang Jendral, “Ini adalah perselisihan pasangan muda. Mungkin ada kata-kata yang di luar batas. Tetapi, kita lebih tua, tolong jangan diambil hati. Ada pepatah lama mengatakan bahwa Ayah mertua seharusnya tuli dan bisu. Kita sebaiknya berpura-pura tidak mendengarnya.”
Setelah mendengar hal tersebut, Jendral Guo merasa sangat lega dan benar-benar gembira.
Please write a comment after you read this article. Thx..!!
0 comments:
Post a Comment