Monday, January 31, 2011

Dua Penebang Kayu


share on facebook
Ada seorang penebang kayu muda pergi ke gunung untuk menebang kayu, tidak lama kemudian datang seorang penebang kayu tua, mereka bersama-sama menebang kayu.

Hingga sore hari penebang kayu muda menemukan hasil tebangan si penebang kayu tua itu lebih banyak daripada hasil  tebangannya, walaupun si penebang kayu tua itu datang lebih lambat daripada dirinya. Karena itu dia diam-diam memutuskan besok dia akan datang lebih awal lagi untuk menebang kayu. 

Keesokan harinya, pagi-pagi buta dia sudah berada dalam hutan dan mulai  menebang kayu. Dia berpikir dalam hati, “Kali ini hasil tebangan kayu saya pasti lebih banyak daripada dia.” Tidak disangka ketika dia memikul hasil tebangannya ke tempat penyimpanan kayu, dia melihat ternyata hasil yang didapat oleh penebang tua itu masih lebih banyak dari pada miliknya.

Hari ketiga, si penebang kayu muda memutuskan, untuk tidak hanya datang lebih awal dari penebang kayu tua itu, namun juga masih harus pulang lebih malam daripadanya. Dalam hati dia berpikir kali ini hasil yang akan didapat pasti lebih banyak daripada kepunyaan si penebang tua. Namun anehnya pada hari itu hasil tebangan kayu si penebang tua masih tetap lebih banyak daripada kepunyaan dia. Hari keempat dan kelima masih tetap sama. 

Hingga hari keenam si penebang muda akhirnya tak dapat menahan diri lagi untuk bertanya kepada si penebang tua, “Saya datang lebih awal daripada Anda, juga pulang lebih malam daripada Anda, lebih muda dan bertenaga daripada Anda, namun mengapa hasil tebangan kayu saya selalu lebih sedikit daripada punya Anda?”

”Anak muda,” kata si penebang tua sambil menepuk-tepuk pundak anak muda itu. “Setiap hari setelah turun dari gunung dan pulang ke rumah, hal pertama yang saya kerjakan adalah mengasah kampak, tetapi sebaliknya Anda selesai bekerja, Anda hanya mementingkan beristirahat karena terlalu lelah, kampak yang Anda pakai untuk menebang kayu sudah menjadi tumpul. Maka dari itu walaupun saya lebih tua, lebih lambat datang dan lebih awal pulang, tetapi karena kampak yang saya gunakan lebih tajam daripada punya Anda, saya hanya membutuhkan lima kali tebasan, pohon itu sudah tumbang, sedangkan Anda membutuhkan berpuluh kali tebasan, pohon itu baru bisa tumbang.”

Akhirnya anak muda itu tiba-tiba tersadarkan.



Pepatah kuno mengatakan, “Mau mengerjakan suatu pekerjaan dengan baik, harus lebih dulu mempersiapkan dengan baik segala sarana yang dibutuhkan.” Pelajar yang ingin mendapat-kan nilai yang baik, harus lebih dulu memadatkan ilmu pengetahuan dirinya sendiri. Jika ingin produknya disukai orang di pasaran, maka harus lebih dulu mengatur dengan baik quality control dalam pabrik. Seseorang ingin dihormati oleh orang lain, maka dia harus lebih dulu mengasuh dirinya dengan baik. 

Penebang muda itu hanya mementingkan hasilnya, namun telah melalaikan cara untuk melancarkan pekerjaannya, yakni harus menajamkan kampaknya lebih dulu. Jika alatnya sudah memadai maka dengan tenaga yang kecil pasti bisa mendapatkan hasil yang besar.

Penebang kayu tua itu bisa memadatkan makna dalam dirinya sendiri, itu barulah merupakan kunci akhir dari kemenangannya! 




sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Dua Penebang Kayu

Tubuh Kayu dan Hati Batu


share on facebook
Xia Tong hidup pada zaman Dinasti Jin. Ia berbakat dalam berbagai bidang, termasuk menjadi seorang pembicara yang fasih. Suatu ketika ia berada di ibukota untuk melakukan beberapa bisnis, seorang pejabat militer berpangkat tinggi bernama Jia Chong mendengar reputasi Xia Tong dan bermaksud mengunjunginya.

Jia Chong tidak hanya mengagumi Xia Tong tetapi juga ingin menang darinya demi memperkuat kekuasaannya.

Xia Tong tidak mementingkan keuntungan dan ketenaran, tidak suka bertarung demi kekuasaan, dan tidak berkeinginan untuk ditunjuk menjadi seorang pejabat. Ketika Jia Chong datang mengunjunginya, ia sudah mengetahui bahwa Jia Chong akan mencoba meyakinkannya. Xia Tong menolak dengan halus. Namun, Jia Chong tidak menyerah dan mencoba merayunya dengan cara lain.

Jia Chong segera memerintahkan pasukannya yang gagah, iringan kereta dan marching band untuk melakukan pertunjukan tepat di depan Xia Tong dan berkata, “Jika Anda menerima tawaran saya, Anda bisa menjadi pemimpin pasukan, begitu agungnya!”

Xia Tong tidak tergerak.

Jia Chong kemudian meminta banyak gadis-gadis cantik yang mengenakan gaun elegan dan perhiasan berharga untuk menari mengelilingi Xia Tong.

“Jika Anda menerima tawaran saya untuk menjadi seorang pejabat, Anda dapat memiliki semua gadis-gadis cantik ini.”

Xia Tong duduk di sana dengan tubuh tegak seolah-olah ia tidak melihat apa-apa.

Akhirnya Jia Zhong menyerah dan dengan marah berkata, “Tubuh Xia Tong terbuat dari kayu dan hatinya dari batu!” Dengan demikian, Xia Tong kembali ke rumah.

Sejak itu ungkapan “Sebuah tubuh kayu dan hati batu” diteruskan kepada generasi selanjutnya. Ini berarti bahwa seseorang sangat teguh dan tidak dapat tergoda oleh ketenaran atau kekuasaan. 




sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Tubuh Kayu dan Hati Batu

Sunday, January 30, 2011

Peranan Informasi dan Pengetahuan dalam Memberi Inspirasi Kemajuan Bangsa


share on facebook
Memasuki awal tahun 2011 ini, banyak sekali bermunculan teknologi-teknologi baru yang memungkinkan kita bisa semakin cepat dan mudah untuk mendapatkan informasi kapan pun dan dimana pun kita berada. Pertumbuhan gadget dan penyebaran jaringan internet adalah salah satu yang sangat berperan penting dalam penyampaian informasi.

Dengan berbagai gadget yang serba canggih dan semakin murah harganya kita dapat dengan segera mendapatkan informasi secara cepat dan akurat. Handphone adalah salah satu gadget yang paling populer. Dengan handphone, kita dapat mengakses ke berbagai situs-situs berita yang menyajikan berbagai informasi dari berbagai belahan dunia dalam gengaman tangan. Kita juga dapat bertukar informasi dalam sekejap mata dengan orang-orang tanpa harus bertatap muka. 

Pertumbuhan handphone di Indonesia sangatlah cepat, ditambah lagi banyaknya pilihan produk yang ditawarkan. Mulai dari yang mahal dan super canggih sampai yang murah meriah dengan fitur seadanya. Namun sekarang handphone-handphone murah pun dapat mengakses internet dengan mudah, selain itu murahnya biaya internet dan bermunculannya jejaring sosial membuat kegiatan bertukar informasi ini semakin banyak dilakukan orang-orang.

Salah satu situs berita di Indonesia yang baru-baru ini diluncurkan adalah VisiMaya. VisiMaya adalah sebuah portal berita yang menyajikan berita-berita ter-update dengan berbagai macam kategori, mulai dari ekonomi, bisnis, selebriti sampai politik ada disini. Selain itu VisiMaya juga menyediakan layanan untuk beriklan dengan tarif yang terjangkau. Dalam rangka peluncurannya, VisiMaya mengadakan Kontes Ngeblog Inspiratif Visimaya dengan hadiah yang menarik. (Bagi teman-teman Blogger yang ingin mengikuti Kontes ini dapat juga mengklik Banner yang ada di Blog ini).

Situs-situs semacam VisiMaya itulah yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan Bangsa Indonesia kedepannya. Dengan situs yang penuh informasi serta pengetahuan yang mendidik dapat menambahan wawasan dan inspirasi kita serta memberikan kemajuan pada Bangsa kita. 





Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini.
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Peranan Informasi dan Pengetahuan dalam Memberi Inspirasi Kemajuan Bangsa

Rahasia Pepatah China


share on facebook
“JANGAN duduk di depan pintu, nanti jauh jodoh!” Mitos ini mungkin sering dilontarkan ibu agar Anda tidak menghalangi orang melewati pintu. Hal ini bisa bikin bertanya, apa hubungannya antara pintu dengan jodoh? Tapi, dipercaya atau tidak, kalimat bijak semacam ini telah berlangsung turun-temurun, dan dianggap manjur dalam mengajarkan nilai-nilai kebaikan.

Lahirnya kalimat bijak atau pepatah dalam masyarakat juga terjadi di Negeri Tirai Bambu. Uniknya, pepatah China, yang biasa dikenal sebagai Chinese wisdom ini lebih beragam, dan mencakup segala aspek kehidupan. Salah satunya kesehatan. Ingin tahu apa saja pepatahnya?

- “Minumlah teh setelah makan”
Makna: Sebenarnya dalam pengobatan tradisional China, teh China atau teh hijau sudah diketahui memiliki kaya khasiat. Tapi, karena masyarakat Cina lebih meyakini tahyul, yang kerap terdapat dalam pepatah tersebut, membuat mereka mempercayai pepatah tersebut, sehingga mau tidak mau mereka rutin mengonsumsi teh, terutama sehabis makan.

-“Saat tidur, jangan memunggungi cermin”
Makna: Menurut Feng Shui, ketika tidur, tubuh membutuhkan energi yin. Sedangkan cermin bersifat yang. Jika ketika tidur Anda memunggungi cermin, atau benda lainnya yang bersifat yang, seperti pintu atau jendela, dapat terjadi konflik energi yang dapat melemahkan chi. Akibatnya, ketika bangun tidur, tubuh akan terasa lelah dan tidak bersemangat. 

- “Makanlah bubur, jika ingin panjang umur“
Makna: Lambung membutuhkan makanan yang lembut dan hangat, terutama ketika mengawali proses pencernaan di pagi hari. Oleh karena itulah, bubur atau makanan lembut lain menjadi makanan yang cocok sebagai sarapan.

- “Jangan langsung bekerja setelah makan”
Makna: Setelah makan dan perut masih terasa penuh. Saat itu, konsentrasi utama metabolisme tubuh adalah mencerna makanan. Melakukan aktivitas segera setelah makan akan membagi metabolisme tubuh untuk kegiatan lain, sehingga makanan tak tercerna baik, yang justru bisa mengganggu saluran pencernaan.

- “Selesai makan, jangan langsung tidur”
Makna: Pada dasarnya urutan tata letak organ saluran pencernaan adalah dari atas ke bawah: mulai dari mulut, tenggorokan, lambung, usus kecil, usus besar hingga anus. Jadi, organ pencernaan akan bekerja lebih baik bila tubuh dalam posisi duduk. Posisi tidur akan menghambat proses pencernaan.

- “Usap-usaplah perut setelah makan”
Makna: Banyak sekali titik akupunktur yang berhubungan dengan saluran pencernaan di daerah perut. Mengusap-ngusap perut usai makan, sama halnya dengan merangsang titik-titik akupunktur tersebut sehingga membantu organ pencernaan bekerja lebih baik.

- “Kalau merasa kedinginan, usap-usaplah telingamu”
Makna: Bentuk daun telinga analog dengan bentuk janin manusia. Di telinga juga ada titik-titik alarm point berberapa organ. Ketika kedinginan, mengusap-usap telinga sampai hangat sama dengan menghangatkan tubuh secara keseluruhan.




sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Rahasia Pepatah China

Saturday, January 29, 2011

Makna Tahun Baru Yin Li (Sien Cia) Bagi Umat Agama Khonghucu


share on facebook
oleh : Xs. Tjhie Tjay Ing, Sala.


Didalam lingkungan umat Khonghucu khususnya atau lebih luas di dalam masyarakat Tionghoa, bahkan di dalam lingkungan bangsa-bangsa di Asia Timur, dalam merayakan hari Tahun Barunya, meskipun mungkin ada sebutan yang berbeda tetapi adalah sama di dalam sistim penanggalannya; yaitu pada tanggal 1 bulan satu Imlek/Yin Li, 阴厉 yang selalu jatuh pada bulan baru antara 21 Januari sampai 19 Februari, atau antara saat hari Da Han 大寒 (Great Cold – Saat Terdingin) sampai dengan hari Yu Shui 雨 水 (Spring Showers – Hujan Musim Semi).

Imlek artinya Penanggalan yang berdasar peredaran bulan. Sebaliknya Yanglik/Yang Li, 阳 厉 berarti penanggalan yang berdasar peredaran matahari. Penanggalan Imlek tiap bulan tanggal satu selalu jatuh pada bulan baru dan pada tanggal 15 adalah bulan purnama. Karena bulan mengelilingi bumi lebih kurang 29 1/2 hari maka tiap bulan terdiri atas 29 atau 30 hari. Penanggalan Yangli mengutamakan pembagian bulannya untuk disesuaikan dengan peredaran musim. Maka satu tahunnya disesuaikan dengan letak matahari dalam masa satu tahun yang lebih kurang 365 1/4 hari. Penanggalan Imlek kita meski disesuaikan dengan peredaran rembulan tetapi dicocokkan pula dengan peredaran matahari. Maka cocok untuk menentukan bulan baru dan purnama tetapi juga cocok untuk menentukan peredaran musim. Oleh karena itu sesungguhnya kurang lengkap kalau hanya dinamai Imlek, kiranya lebih tepat dinamai Iem-Yang Lik/Yin-Yang Li, 阴 阳 厉. Untuk mencocokkan dengan peredaran matahari tiap 5 tahun diadakan 2 kali bulan Kabisat – Lun Gwee/Run Yue,闰 月, yang dalam setahunnya berisi 13 bulan.

Ada beberapa sebutan untuk penanggalan Imlek kita itu. Nama aslinya ialah Xia Li, 夏 厉 atau Penanggalan Dinasti He/Xia, 夏. Dinamai He Lik karena dinasti Xia (2205 – 1766 s.M.) adalah yang pertama-tama dicatat telah menggunakan penanggalan ini. Nama sebutan lain ialah Nong Li, 农 厉, artinya Penanggalan Petani, karena penanggalan ini Tahun Barunya dimulai saat menjelangnya musim semi, dan perhitungan-perhitungan musimnya sangat cocok untuk para petani. Dinamai pula Kongzi Li, 孔子厉 atau Penanggalan Nabi Khongcu karena penggunaannya kembali secara resmi sejak jaman Raja Wu, 武(140 – 86 s.M.) dari dinasti Han,汉 (206 – 220 s.M.) adalah berdasarkan Sabda Nabi Khongcu yang terdapat di dalam Kitab Lun Yu, 论 语 XV: 11 (Yan Yuan, 颜渊 bertanya bagaimana mengatur pemerintahan. Nabi bersabda, “Pakailah penanggalan Dinasti Xia………………..”).

Mengapakah Nabi Khongcu sampai mengucapkan sabda itu dan bagaimanakah Raja Han Wu Di, 汉 武 帝 sampai menetapkan sebagai penanggalan resmi? Baiklah kami berikan penjelasannya.

Nabi Khongcu yang hidup pada jaman Dinasti Zhou, 周 (1122 – 255 s.M.) merasakan bahwa sistim penanggalan yang dipakai Dinasti Zhuo itu kurang sesuai untuk kepentingan rakyat banyak yang hidup sebagai petani, yang Tahun Barunya ditetapkan dengan hari Dongzhi, 冬至 (Winter Soltice – Pertengahan Musim Dingin).

Pada jaman dahulu menjadi tradisi tiap Dinasti menggunakan sistim penanggalan yang lain. Perbedaan penanggalan ini terutama adalah mengenai saat hari Tahun Barunya.

Dinasti Xia menetapkan Tahun Barunya pada saat Jian Yin, 建寅 (saat kejadian manusia), Cia Gwee/Zheng Yue, 正 月 yang sekarang ini. Dinasti Yin, 殷 (1766 – 1122 s.M.) menetapkan saat Jian Chou, 建 丑 (saat kejadian bumi), yaitu bulan baru atau tanggal satu Cap-ji Gwee/Shi-er Yue, 十二月 yang sekarang ini. Dan Dinasti Zhou menetapkan saat Jian Zi, 建 子 (saat kejadian langit), yaitu bulan baru Cap-iet Gwee/Shi-yi Yue, 十一月 atau tepatnya saat Tangcik (22 Desember). 

Di dalam penghidupan rakyat jelata pada jaman dahulu penetapan saat Tahun Baru memegang peranan penting karena penetapan itu menjadi pedoman mereka menyiapkan pekerjaan di dalam tahun mendatang. Pada jaman kuno itu tidak ada catatan penanggalan yang dimiliki oleh rakyat sendiri, karena tidak ada alat-alat tulis seperti sekarang. Mereka menanti saat-saat datangnya Tahun Baru dari petugas kerajaan yang tiap Tahun Baru memberitakan maklumat-maklumat raja. 

Di dalam Kitab Shu Jing, 书 经 Bagian Kitab Dinasti He ditulis : “Tiap tahun pada saat datang permulaan musim semi (Meng Chun, 孟 春) diperintahkanlah orang dengan membawa Mu Duo, 木铎 (Genta logam yang dipukul dengan kayu/canang) berjalan sepanjang jalan.” (untuk menyampaikan amanat-amanat itu). Sebagai yang kita ketahui Dinasti Xia menetapkan Tahun Barunya pada saat menjelang musim semi. Maka utusannya pun dikirim pada saat itu. Demikian pula Dinasti Yin atau Shang, 商 yang menetapkan Tahun Barunya pada akhir musim dingin atau Ji Dong, 季 冬 dan Dinasti Zhou menetapkan Tahun Barunya pada pertengahan musim dingin atau Zhong Dong, 中 冬 atau Dong Zhi 冬 至 (tibanya musim dingin). Maka mereka akan mengutus orangnya juga pada bulan yang sesuai dengan penetapannya itu. Kini dapat kita simpulkan Dinasti Xia jauh lebih bijaksana karena berita datangnya Tahun Baru tepat sebagai perintah segera menyiapkan pekerjaan untuk tahun mendatang. Sedangkan Dinasti Yin dan Zhou rakyat masih harus menanti satu – dua bulan melewatkan musim dingin.

Nabi Khongcu yang di dalam seluruh hidupnya mencurahkan perhatian untuk kesejahteraan dan kebahagiaan rakyat, maka dapat kita pahami mengapa beliau bersabda kepada Yan Hui, 颜 回 tentang pemerintahan yang baik dianjurkan menggunakan penanggalan Dinasti Xia. Terhadap anjuran Nabi Khongcu itu sudah barang tentu tidak ada raja atau rajamuda-rajamuda Dinasti Zhou yang mau menerimanya, karena penanggalan adalah lambang suatu Dinasti. Benar kemudian Dinasti Zhou runtuh pada tahun 255 s.M. dan berdiri Dinasti Qin, 秦 (255 – 206 S.M.) yang juga mengganti sistim penanggalannya, tetapi saat Tahun Barunya justru dimajukan sebulan lagi, jadi bulan Cap Gwee/Shi Yue, 十月 yang sekarang.

Dinasti Qin tidak lama memerintah, baru turun pada kaisar yang kedua, Er Shi Huang Di, 二世皇帝 Dinasti Qin telah ditumbangkan oleh seorang pemberontak dari Negara Chu, 楚 yang bergelar Chu Ba Wang, 楚霸王 bersama rekannya yang bernama Liu Bang, 刘 邦. Setelah musnah Dinasti Qin, terjadi pertengkaran antara 2 pemimpin pemberontak itu. Chu Ba Wang akhirnya kalah dan berdirilah Dinasti Han dengan Lau Pang sebagai rajanya dan bergelar Han Gao Zu, 汉 高祖. Raja-raja Dinasti Han nampak-nya mula-mula selalu sibuk dengan urusan-urusan militer maka mengenai perubahan penanggalan dll. urusan sipil tidak terlalu mendapat perhatian. Meskipun demikian terdapat suatu perbedaan besar antara Dinasti Qin dan Dinasti Han. Kalau pada jaman Dinasti Qin umat dan tokoh-tokoh agama Khonghucu menderita penganiayaan dan dikejar-kejar tetapi pada jaman Dinasti Han mereka mendapatkan kedudukan yang baik. Kalau pada jaman Dinasti Qin sampaipun Kitab-kitab Suci kita diperintahkan dibakar dan dimusnahkan (213 s.M.) tetapi pada jaman Dinasti Han pemerintah membantu pengumpulannya kembali dengan didirikannya jawatan-jawatan khusus untuk keperluan itu.

Bahkan pada jaman Raja Wu 吴 (140 – 86 s.M.) agama Khonghucu ditetapkan sebagai agama negara. Sistim ujian negara untuk mengganti sistim keturunan bagi jabatan-jabatan penting yang sesuai dengan jiwa ajaran Nabi Khongcu dilaksanakan, dengan mata pelajaran dasar adalah Kitab-kitab Suci kita. Dan pada tahun 104 s.M. sistim penanggalan yang disabdakan Nabi Khongcu yaitu yang menggunakan sistim penanggalan Dinasti Xia diresmikan sebagai penanggalan negara. Demikianlah penggunaan sistim penanggalan Dinasti Xia menjadi suatu lambang kemenangan perjuangan dan semangat umat Khonghucu di dalam mengembangkan ajaran Nabi Khongcu.

Semenjak jaman Dinasti Han, meskipun dinasti yang satu runtuh diganti dengan dinasti yang lain, tetapi sistim penanggalan yang resmi di Tiongkok tidak berubah lagi sampai akhir Dinasti Manqing, 满 清(1922 M) ketika sistim penanggalan resmi diubah menjadi Yang Li oleh pemerintah Republik Tiongkok.

Ajaran Agama Khonghucu sesuai dengan semangat yang diajarkan di dalam Kitab Zhong Yong, 中 庸 XXX:4: “Maka gema namanya meliput seluruh Tiongkok, terberita sampai ke tempat Bangsa Man, 蛮 dan Mo, 貊 sampai kemana saja perahu dan kereta dapat mencapainya, tenaga manusia dapat menempuhnya, yang dinaungi langit, yang didukung bumi, yang disinari matahari dan bulan, yang ditimpa salju dan embun, semua makhluk yang berdarah dan bernafas, tiada yang tidak menjunjung dan mencintaiNya.” Demikianlah ajaran Nabi Khongcu kemudian tersebar sampai di Korea, Jepang, Asia Tenggara dll. Maka sistim penanggalan Xia Li ini juga digunakan di dalam kehidupan keagamaan di antara umatnya. Di Korea, Jepang, Vietnam, Birma, meskipun dengan nama yang diucapkan berbeda-beda tetapi merayakan hari Tahun Baru yang sama. Ketika berkembang agama Buddha dan Taoisme di Tiongkok pada permulaan tarikh Masehi mereka juga menyesuaikan hari-hari besarnya dengan menggunakan penanggalan Imlek atau Xia Li ini. Sebagai contoh, umat Buddha di Indonesia disamping merayakan hari lahir, hari mencapai penerangan dan hari mencapai parinirwana dari Sang Buddha pada bulan purnama bulan Mei (hari Waisak) mereka merayakan hari lahir Sang Buddha pada tanggal 8 Si Gwee/Si Yue, 四 月, hari mencapai penerangan pada tanggal 8 Cap-ji Gwee/Shi-er Yue, 十二月dan hari mencapai parinirwana pada tanggal 15 Ji Gwee/Er Yue, 二月.

Sebelum kami akhiri uraian ini, baik kiranya kita ketahui pula sedikit tentang upacara-upacara sekitar perayaan Tahun Baru Imlek. Di dalam acara-acara perayaan Tahun Baru Imlek dapat kita urutkan demikian :

1. Tanggal 24 Cap – Ji Gwee : Upacara mengantar Co Kun Siang Thian (Malaikat Dapur naik ke langit pada saat Cu Si, yaitu antara jam 11.00 sampai jam 01.00 malam). Coo Kun adalah malaikat yang mempunyai peranan penting di dalam keluarga, karena meskipun tempatnya di dapur, tetapi adalah yang menilik segenap isi keluarga dan wenang melaporkan kepada TIAN sehingga boleh menurunkan berkah atau hukuman bagi keluarga. Di dalam Kitab Lun Gi III : 13 tertulis : Ong Sun-ke bertanya : “Apakah maksud peribahasa ‘Daripada bermuka-muka kepada Malaikat Oo (Penjaga sudut rumah barat-daya) lebih baik bermuka-muka kepada Malaikat Co.’ ?” Nabi bersabda, “Itu tidak benar, siapa berbuat dosa kepada TIAN tiada tempat meminta do’a.” Maksud sabda Nabi disini ialah, kalau kita merawat altar Co Kun, menghormati Co Kun, hormatilah dengan keluhuran budi, jangan dengan hati yang dipenuhi sifat mencari keuntungan saja. Co Kun adalah makhluk suci yang tidak akan berbuat tidak benar menurut keinginan nafsu-nafsu rendah kita.

2. Hari menjelang 1 Cia Gwee sering kita sebut Ji Kau Jiet/Me :
pada hari ini ada dua upacara penting :
- siang hari Sembahyang Besar kepada leluhur.
- Malam hari Sembahyang Besar sujud dan syukur kepada TIAN YME. (pada saat Cu Si : jam 11.00 – 01.00 malam).

3. Hari Sien Cia : Untuk mengucapkan selamat, hormat dan mohon maaf kepada orang tua dan sanak famili yang lebih tua dan saling memberi selamat antara kawan dan saling memaafkan. Ini dapat dilakukan sampai hari Capgomeh.

4. Tanggal 4 Cia Gwee, menyambut malaikat Co Kun turun.

5. Tanggal 8 – 9 Cia Gwee, Sembahyang Besar kepada TIAN YME atau King Thi Kong. Upacara ini tepatnya juga dilaksanakan pada saat Cu Si. Upacara ini mempunyai perbedaan prinsip dengan upacara malam tahun baharu. Kalau pada malam tahun baharu adalah untuk merenungkan segala yang kita alami pada tahun yang lalu dan kemudian kita bersujud, bersyukur dan memohon ampun atas kesalahan kita yang lampau tetapi pada upacara King Thi Kong adalah untuk meneguhkan Iman dan tekad kita, berprasatya kehadapan TIAN YME apa yang akan kita sanggupkan di masa-masa mendatang. Maka untuk King Thi Kong ini perlu persiapan mental yang baik, maka berdasar keputusan MATAKIN, sehari setelah Sien Cia dapat dimulai Ciak Chai, berpantang dan selanjutnya bersuci diri bermandi keramas untuk menyiapkan diri bagi upacara suci itu.

6. Tanggal 15 Cia Gwee diadakan upacara dan pesta penutupan hari raya Sien Cia. Maka upacara Cap Go Me biasanya mempunyai acara yang lebih meriah, besar dan lebih bebas. Dan setelah itu mulailah tugas-tugas yang wajib kita laksanakan pada tahun mendatang sepenuhnya.

Semoga dengan merayakan Tahun Baru Imlek menjadikan kita terketuk hati dan mendapatkan dorongan semangat untuk berusaha mengembangkan ajaran Nabi demi tercapainya kesejahteraan dan kebahagiaan di dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, negara dan kemanusiaan.

Maha Besar Tuhan Khalik Semesta Alam,
Tuhan Senantisa Melindungi Kebajikan !
Huang Yi Shang Di, 皇 矣 上 帝,
Wei TIAN You De! 惟 天 佑 德 !
Shanzai ! 善哉!





sumber : matakin.or.id

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Makna Tahun Baru Yin Li (Sien Cia) Bagi Umat Agama Khonghucu

Friday, January 28, 2011

Imlek & Sistem Lunisolar


share on facebook
Oleh : Budi S. Tanuwibowo


Pendahuluan

Sering kita bingung menentukan kapan jatuhnya Tahun Baru Imlek. Jika Idul Fitri selalu jatuh lebih awal dibanding tahun sebelumnya, Tahun Baru Imlek tidaklah demikian. Terkadang maju, terkadang mundur. Namun bagi yang teliti mengamati, jatuhnya Tahun Baru Imlek tidak pernah lebih awal dari 21 Januari dan tidak lebih lambat dari 19 Februari. Karena awal jatuhnya terkesan tidak pasti, maka ada yang mengira – seperti halnya pada penentuan jatuhnya Idul Fitri – diperlukan sebuah Badan Khusus atau pengkajian khusus untuk menentukan kapan jatuhnya Tahun Baru Imlek.

Sebenarnya kalau kita pelajari lebih dalam, mekanisme perhitungan awal Tahun Baru Imlek sudah pasti. Bahkan kita bisa mengetahui awal Tahun Baru Imlek untuk ratusan atau ribuan tahun mendatang. Masalahnya memang berbeda bila kita melihatnya dari perspektif penanggalan Masehi atau Hijriah. Kalender Imlek menggunakan sistem yang berbeda dengan kedua kalender tersebut. Jika Kalender Masehi menggunakan Sistem Solar atau Matahari dan Kalender Hijriah menggunakan Sistem Lunar, Bulan atau Komariah, maka Kalender Imlek memadukan keduanya, yang disebut Sistem Lunisolar.


Sistem Solar atau Matahari

Kalender Masehi menggunakan Sistem Solar atau Matahari. Perhitungan sistem ini didasari oleh orbit Bumi mengitari Matahari, yang memakan waktu sekitar 365,25 hari per tahun. Jumlah hari per bulannya antara 30 atau 31 hari. Khusus untuk bulan Februari jumlahnya 28 hari, namun pada tahun yang habis dibagi empat, seperti halnya tahun 2004, jumlah hari bulan Februari menjadi 29, sebagai pembulatan kelebihan 0,25 hari per tahun.

Sistem Solar mempunyai keunggulan bisa menghitung secara tepat kapan jatuhnya musim semi, panas, rontok dan dingin, karena ia bisa menentukan letak semu Matahari terhadap Bumi secara pasti, kapan tepat berada di atas Khatulistiwa, pada 23,5° Lintang Utara, kembali ke Khatulistiwa, pada 23,5° Lintang Selatan, kembali lagi ke Khatulistiwa dan seterusnya.


Sistem Lunar atau Bulan

Kalender Hijriah menggunakan Sistem Lunar. Sistem ini didasarkan pada orbit Bulan mengitari Bumi. Rata-rata jumlah hari per bulannya 29,5 hari, yang kemudian dibulatkan menjadi 29 dan 30 hari. Dari sini kita bisa menghitung bahwa jumlah hari per tahunnya adalah 29,5 x 12 = 354 hari, atau 11,25 hari lebih pendek dari Kalender Masehi. Inilah yang menyebabkan 1 Muharram dan Idul Fitri selalu maju 11 hari lebih awal.

Sistem Lunar tidak bisa menghitung kapan terjadi pergantian musim, namun ia mempunyai keunggulan bisa digunakan untuk menentukan kapan terjadi bulan baru dan purnama, yang masing-masing terjadi tanggal 1 dan 15. Karenanya sistem ini bisa digunakan untuk menentukan kapan terjadinya air surut dan air pasang, sesuatu yang tidak bisa dilakukan Sistem Solar.


Kalender Imlek dan Sistem Lunisolar

Kalender Imlek menggunakan Sistem Lunisolar. Perhitungan jumlah hari per bulan didasarkan pada Sistem Solar, sedang selisih 11,25 hari per tahunnya dikonversi dengan menyisipkan bulan ke –13 pada tahun tertentu sebanyak 7 kali per 19 tahun, agar jumlah hari per tahunnya sesuai dengan Sistem Solar, karena 11,25 x 19 = 213,75 hari atau setara dengan 7 bulan.

Mekanisme penyisipan bulan ke –13 disebut ‘lun’. Dengan tambahan bulan ke –13, maka akan terjadi bulan dobel pada tahun-tahun tertentu. Pada tahun 2555, terjadi ‘lun’ di bulan –2. Dengan demikian setelah bulan –1, bulan -2, masuk ke bulan –2 lagi dan baru kemudian ke bulan –3, -4, -5 dst.

Dengan mekanisme penyisipan tersebut, maka Kalender Imlek di samping bisa digunakan untuk menghitung kapan terjadi bulan purnama, air surut dan air pasang, juga bisa digunakan untuk menentukan pergantian musim.


Penentuan Tahun Awal Kalender Imlek

Kalender Imlek ini diciptakan Huang Di, 2696-2598 sM, salah satu raja suci purba dan Nabi dalam Ru Jiao (agama Khonghucu) dan digunakan pertama kali oleh Dinasti Xia, 2205-1766 sM. Awal tahun baru ditetapkan jatuh pada awal musim semi. Ketika Xia jatuh diganti Dinasti Shang, 1766-1122 sM, awal tahun baru dimajukan satu bulan, berbarengan dengan akhir musim dingin. Ketika Shang digantikan Dinasti Zhou, 1122-255 sM, awal tahun barunya dimajukan lagi sebulan, tepat pada puncak musim dingin.

Kongzi, Khongcu atau Confucius hidup pada jaman Dinasti Zhou, 551-479 sM. Suatu ketika ia menganjurkan agar Dinasti Zhou kembali menggunakan Kalender Xia, karena tahun barunya jatuh pada musim semi, sehingga cocok dijadikan pedoman bercocok tanam. Namun nasihat ini baru dilaksanakan Han Wu Di dari Dinasti Han, 140-86 sM, pada 104 sM. Sejak itu Kalender Xia, yang kini dikenal sebagai Kalender Imlek diterapkan kembali.

Sebagai penghormatan kepada Kongzi, perhitungan tahun pertama Kalender Imlek ditetapkan oleh Han Wu Di dihitung sejak kelahiran Kongzi, yaitu sejak tahun 551 sM. Itulah sebabnya Kalender Imlek lebih awal 551 tahun ketimbang Kalender Masehi. Jika sekarang kalender Masehi bertahunkan 2011, maka Kalender Imlek bertahunkan 2011 + 551 = 2562. Pada saat bersamaan agama Khonghucu (Ru Jiao) ditetapkan Han Wu Di sebagai agama negara. Sejak saat itu penanggalan Imlek juga dikenal sebagai Kongli (Penanggalan Kongzi).

Penghormatan yang diterima Kongzi, setara dengan yang diterima Jesus dan Nabi Muhammad, SAW. Tahun pertama Kalender Masehi dihitung sejak tahun kelahiran Jesus, sedang tahun pertama Kalender Hijriah dihitung sejak hijrahnya Nabi Muhammad, SAW, dari Mekkah ke Madinah.


Penentuan Awal Tahun Baru

Pada tanggal 22 Desember letak Matahari berada di 23,5° Lintang Selatan. Di bagian Selatan Bumi, hari itu merupakan hari terpanjang; sedang di Utara merupakan hari terpendek. Setelah 22 Desember Matahari bergerak ke Utara dan pada hari ke –91 atau 21 Maret, tepat berada di atas 0° atau Khatulistiwa. Hari ke –46 setelah pergerakan Matahari ke Utara atau tanggal 5 Februari – yang merupakan titik tengah antara 23,5° Lintang Selatan dengan Khatulistiwa – merupakan awal musim semi. Karena jumlah hari per bulan adalah 29,5 atau 30 hari, maka kisaran setengah bulan ke depan dan ke belakang dari tanggal 5 Februari adalah tanggal 21 Januari dan 19 Februari. Ini sebabnya awal Tahun Baru Imlek jatuh di antara kedua tanggal tersebut.

Batas 21 Januari s.d. 19 Februari ini yang menentukan terjadinya penyisipan bulan –13. Ketika awal Tahun Baru Imlek maju 11,25 hari per tahun dan diperhitungkan akan melewati 21 Januari, maka tahun tersebut disisipi bulan –13. Dengan demikian awal tahun baru yang mestinya maju 11 hari melewati 21 Januari, malah mundur 30 – 11 = 19 hari. Pada tahun Masehi yang habis dibagi empat (366 hari), awal Tahun Baru Imlek sesudahnya akan maju 12 hari atau mundur 18 hari.

Contoh :
- Tahun 2010 Imlek jatuh pada tanggal 14 Februari karena jatuh pada bulan februari maka untuk tahun berikutnya (2011):
14 feb - 11 hari = 3 Februari 2011
- Tahun 2011 jatuh pada 3 Februari maka tahun 2012 jatuh pada:
3 feb - 11 hari = 23 Januari 2012
- Tahun 2012 jatuh pada tanggal 23 januari, karena ini melewati tahun kabisat (29 februari ikut terhitung) dan jatuh pada bulan januari maka pada tahun 2013 jatuh pada:
23 januari + 18 hari = 10 Februari 2013


Penutup

Dari paparan di atas jelas bahwa Tahun Baru Imlek adalah Hari Suci Keagamaan Khonghucu, meski saat-saat ini – seperti halnya Natal, Tahun Baru Masehi, Idul Fitri dan hari besar keagamaan lainnya – sudah menjadi milik dunia dan melintasi batas-batas agama.

Sampai saat ini umat Khonghucu merayakannya dalam rangkaian upacara, ritual dan kegiatan keagamaan, dimulai dari tanggal 24 bulan 12 Tahun Imlek, yang diperingati sebagai “Hari Persaudaraan”. Pada hari itu umat Khonghucu yang mampu diwajibkan untuk menyantuni sesamanya yang berkekurangan.

Malam menjelang Tahun Baru Imlek, diwajibkan bersujud syukur kepada Tian, seraya mengucapkan terima kasih atas karunia yang diterima sepanjang tahun dan memohon ampunan atas segala kekurangan.

Antara tanggal 1-15 bulan 1 Tahun Imlek digunakan untuk melakukan penghormatan dan mempererat tali persaudaraan dengan keluarga, kerabat dan masyarakat, dimulai dengan sujud kepada orang tua dan yang dituakan.

Malam tanggal 9 bulan 1 Tahun Imlek, melakukan Sembahyang Besar kepada Tian, berusaha bertekad hidup lurus sepanjang tahun.

Tanggal 15 bulan 1 Tahun Imlek menutup Perayaan Tahun Baru Imlek dengan pesta seni dan budaya (Cap Go Me/Shi Wu Yue).




sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!!

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini.
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Imlek & Sistem Lunisolar

Kisah Batu Pualam


share on facebook
Alkisah terdapat sebuah museum yang lantainya terbuat dari batu pualam yang indah. Di tengah-tengah ruangan museum itu dipajang sebuah patung pualam pula yang sangat besar. Banyak orang datang dari seluruh dunia mengagumi keindahan patung pualam itu. Suatu malam, lantai pualam itu berkata pada patung pualam. Lantai Pualam: "Wahai patung pualam, hidup ini sungguh tidak adil. Benar-benar tidak adil! Mengapa orang-orang dari seluruh dunia datang kemari untuk menginjak-injak diriku tetapi mereka mengagumimu? Benar-benar tidak adil!"

Patung Pualam: "Oh temanku, lantai pualam yang baik. Masih ingatkah kau bahwa kita ini sesungguhnya berasal dari gunung batu yang sama?" 

Lantai Pualam: "Tentu saja, justru itulah mengapa aku semakin merasakan ketidakadilan itu. Kita berasal dari gunung batu yang sama, tetapi sekarang kita menerima perlakuan yang berbeda. Benar- benar tidak adil!" 

Patung Pualam: "Lalu apakah kau masih ingat ketika suatu hari seorang pemahat datang dan berusaha memahat dirimu, tetapi kau malah menolak dan merusakkan peralatan pahatnya?" 

Lantai Pualam: "Ya, tentu saja aku masih ingat. Aku sangat benci pemahat itu. Bagaimana ia begitu tega menggunakan pahatnya untuk melukai diriku. Rasanya sakit sekali!" 

Patung Pualam: "Kau benar! Pemahat itu tidak bisa mengukir dirimu sama sekali karena kau menolaknya." 

Lantai Pualam: "Lalu?" 

Patung Pualam: "Ketika ia memutuskan untuk tidak meneruskan pekerjaannya pada dirimu, lalu ia berusaha untuk memahat tubuhku. Saat itu aku tahu melalui hasil karyanya aku akan menjadi sesuatu yang benar-benar berbeda. Aku tidak menolak peralatan pahatnya membentuk tubuhku. Aku berusaha untuk menahan rasa sakit yang luar biasa." 

Lantai Pualam: "Mmmmmm…." 

Patung Pualam: "Kawanku, ini adalah harga yang harus kita bayar pada segala sesuatu dalam hidup ini. Saat kau memutuskan untuk menyerah, kau tak boleh menyalahkan siapa-siapa atas apa yang terjadi pada dirimu sekarang." 




sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Kisah Batu Pualam

Pergi Ke Sawah Untuk Menggali Uang Perak


share on facebook
oleh : Xie Zheng Ming


Wang Da &  Wang Er adalah sepasang saudara, setiap harinya cuma makan &  bermalas-malasan. Sang ayah sering menasehati mereka : menjadi orang harus tahan menghadapi kesulitan, harus tekun bekerja, dengan bekerja rajin baru dapat memperoleh hasil yang bagus. Wang Da &  Wang Er hanya mendengarkan sambil lalu, mulut mengiyakan, tetapi kenyataannya masih juga malas, tidak membajak sawah &  memotong kayu bakar. Sang ayah sangat kecewa terhadap mereka.

Akhirnya sang ayah menderita penyakit parah, sebelum meninggal memanggil kedua anaknya, berkata: saya seumur hidup tidak kaya &  tidak bisa meminggalkan harta benda berharga kepada kalian, akan tetapi di halaman belakang rumah, saya memendam beberapa ratus uang perak, saya pendam sedalam bibit padi, setelah saya meninggal galilah.

Setelah sang ayah meninggal Wang Da &  Wang Er menjalankan amanat sang ayah, mulailah menggali. Mereka dengan sepenuh tenaga menggali. Akan tetapi walaupun semuanya telah digali, satu uang perak pun belum juga mereka temukan.

Karena tidak menemukan uang perak, maka mereka berdua merasa kecewa &  marah, merasa sia-sia telah menggali sawah. Mereka berpikir tanah telah mereka bajak, tidak dipergunakan juga sayang, akhirnya ditanami padi-padian.

Karena tanah telah dibajak menjadi sangat gembur, maka padinya tumbuh subur. Pada saat panen pun, hasil yang di dapatkan lebih banyak daripada tahun lalu, uang yang didapat pun otomatis lebih banyak. Setelah peristiwa ini kakak-beradik tadi barulah sadar &  memahami wasiat yang diberikan oleh mediang ayahnya.

Semenjak itu,Wang Da &  Wang Er tidak lagi bermalas-malasan, tekun bekerja. Setiap tahun memanen, ibarat menggali uang perak di sawah.


Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Pergi Ke Sawah Untuk Menggali Uang Perak

Thursday, January 27, 2011

Ikan dan Kera


share on facebook
Tersebutlah pada suatu masa hidup dua makhluk bersahabat, seekor kera dan seekor ikan. Sang kera hidup di atas sebatang pohon yg tumbuh di pinggir sungai - tempat hidup si ikan. Mereka sering meluangkan waktu untuk ngobrol dan bertukar pikiran bersama-sama. Kadangkala kelakar terjadi pula di antara mereka. Sungguh persahabatan yang indah.

Hingga pada suatu saat, Kera sedang bertengger di atas dahan tertinggi. Dari sana ia melihat sesuatu di kejauhan. Ya! Banjir bandang di hulu sungai. Dan dengan kecepatan yang tinggi banjir bandang siap segera menerjang ke tempat yang lebih rendah… Tempat tinggal kera dan ikan!

Segera sang kera melompat ke bawah, memanggil sang ikan seraya bekata: “Hoi ikan!! Dimana kau?”

“Aku di sini kera”, jawab sang ikan.

“Cepat kemari… Banjir bandang melanda dari hulu sungai sana. Cepatlah kau ikut aku. Biar kuselamatkan kau. Akan kuamankan kau bersamaku di puncak dahan tertinggi pohon ini.”

“Tapi kera…” Jawab sang ikan.

“Sudahlah!! Tak ada waktu untuk berdebat! Yang penting kau aman.” Tegas kera sambil segera menyambar sang ikan dari dalam air. Setelah itu segera ia beranjak, melompat ke dahan tertinggi sambil memeluk erat sang ikan sahabatnya.

Tak lama, datanglah banjir bandang, mendera semua benda di permukaan rendah di seputar sungai. Satu jam lamanya banjir mendera semua wilayah di sekitar sungai. Sampai akhirnya banjir surut. Selama itu pula kera memeluk erat ikan sahabatnya, demi keselamatan sang ikan.

Setelah reda, Sang kera melompat kembali ke bawah, hendak mengembalikan sang ikan ke sungai tempat tinggalnya. Dibukanya tangannya, dan terlihat sang ikan masih tertidur menutup mata.

“Hai ikan, bangun!” serunya, tapi ikan diam, "Ikan… Ikan… bangunlah! Banjir bandang sudah berlalu. Ayo melompatlah kau ke sungai, rumahmu”. Tapi ikan tak menyahut.

“IKAN!!!… IKAN!!” Kera berseru keras. Tersadarlah ia… Ikan telah mati. Mati akibat pelukannya. Manalah ada ikan biasa yang suka hidup di luar air? Sekalipun banjir bandang melanda, air tetaplah tempat ternyaman bagi ikan. Dan bukan pelukan hangat sang kera di atas dahan yg jauh dari air.

Itulah yang hendak disampaikan sang ikan. Tapi kera tak perduli. Dengan cara pandangnya sendiri, ia hendak menyelamatkan ikan. Namun bukannya selamat, sang ikan malah mati kekeringan.

Seringkali dalam kehidupan ini kita gegabah menentukan sesuatu yang terbaik bagi orang lain.
Kehidupan orang lain tidaklah sama dengan kehidupan kita.
Apa yang menurut kita baik, belum tentu baik untuk orang lain.
Mencoba menolong oranglain jika dilakukan dengan cara yang salah justru bisa menghancurkan orang yang kita tolong.




sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini.
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Ikan dan Kera

Tradisi Memberikan Angpao


share on facebook
oleh : Rinto Jiang


Sejak lama, warna merah melambangkan kebaikan dan kesejahteraan di dalam kebudayaan Tionghoa. Warna merah menunjukkan kegembiraan, semangat yang pada akhirnya akan membawa nasib baik.

Angpao sendiri adalah dialek Hokkian, arti harfiahnya adalah bungkusan/amplop merah. Sebenarnya, tradisi memberikan angpao sendiri bukan hanya monopoli tahun baru Imlek, melainkan di dalam peristiwa apa saja yang melambangkan kegembiraan seperti pernikahan, ulang tahun, masuk rumah baru dan lain-lain, angpao juga akan ditemukan.

Angpao pada tahun baru Imlek mempunyai istilah khusus yaitu “Ya Sui“, yang artinya hadiah yang diberikan untuk anak-anak berkaitan dengan pertambahan umur/pergantian tahun. Di zaman dulu, hadiah ini biasanya berupa manisan, bonbon dan makanan. Untuk selanjutnya, karena perkembangan zaman, orang tua merasa lebih mudah memberikan uang dan membiarkan anak-anak memutuskan hadiah apa yang akan mereka beli. Tradisi memberikan uang sebagai hadiah Ya Sui ini muncul sekitar zaman Ming dan Qing. Dalam satu literatur mengenai Ya Sui Qian dituliskan bahwa anak-anak menggunakan uang untuk membeli petasan, manisan. Tindakan ini juga meningkatkan peredaran uang dan perputaran roda ekonomi di Tiongkok di zaman tersebut.


Angpao apakah disebut angpao di zaman dulu? Bagaimana bentuknya?

Tidak. Uang kertas pertama kali digunakan di Tiongkok pada zaman Dinasti Song, namun baru benar-benar resmi digunakan secara luas di zaman Dinasti Ming. Walaupun telah ada uang kertas, namun karena uang kertas nominalnya biasanya sangat besar sehingga jarang digunakan sebagai hadiah Ya Sui kepada anak-anak.

Di zaman dulu, karena nominal terkecil uang yang beredar di Tiongkok adalah keping perunggu (wen atau tongbao). Keping perunggu ini biasanya berlubang segi empat di tengahnya. Bagian tengah ini diikatkan menjadi untaian uang dengan tali merah. Keluarga kaya biasanya mengikatkan 100 keping perunggu buat Ya Sui orang tua mereka dengan harapan mereka akan berumur panjang.

Jadi, dari sini dapat kita ketahui bahwa bungkusan kertas merah (angpao) yang berisikan uang belum populer di zaman dulu.


Pemberian angpao apakah punya makna tersendiri?

Orang Tionghoa menitik beratkan banyak masalah pada simbol-simbol, demikian pula halnya dengan tradisi Ya Sui ini. Sui dalam Ya Sui berarti umur, mempunyai lafal yang sama dengan karakter Sui yang lain yang berarti bencana. Jadi, Ya Sui bisa disimbolkan sebagai “mengusir/meminimalkan bencana” dengan harapan anak-anak yang mendapat hadiah Ya Sui akan melewati 1 tahun ke depan yang aman tenteram tanpa halangan berarti.


Siapa yang wajib memberikan angpao dan berhak menerima angpao?

Di dalam tradisi Tionghoa, orang yang wajib dan berhak memberikan angpao biasanya adalah orang yang telah menikah, karena pernikahan dianggap merupakan batas antara masa kanak-kanak dan dewasa. Selain itu, ada anggapan bahwa orang yang telah menikah biasanya telah mapan secara ekonomi. Selain memberikan angpao kepada anak-anak, mereka juga wajib memberikan angpao kepada yang dituakan.

Bagi yang belum menikah, tetap berhak menerima angpao walaupun secara umur, seseorang itu sudah termasuk dewasa. Ini dilakukan dengan harapan angpao dari orang yang telah menikah akan memberikan nasib baik kepada orang tersebut, dalam hal ini tentunya jodoh. Bila seseorang yang belum menikah ingin memberikan angpao, sebaiknya cuma memberikan uang tanpa amplop merah.

Namun tradisi di atas tidak mengikat. Sekarang ini, pemberikan angpao tentunya lebih didasarkan pada kemapanan secara ekonomi, lagipula makna angpao bukan sekedar terbatas berapa besar uang yang ada di dalamnya melainkan lebih jauh adalah bermakna senasib sepenanggungan, saling mengucapkan dan memberikan harapan baik untuk 1 tahun ke depan kepada orang yang menerima angpao tadi.



sumber : disini

Please write a comment after you read this article. Thx..!! 

Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini. 
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
READ MORE - Tradisi Memberikan Angpao