Font Re-Size
Dikisahkan dari negeri Tirai Bambu Cina, ada seorang pemuda yang sangat miskin bernama Hao Wude. Agar dapat membiayai sekolahnya dia menjajakan barang dagangan dari rumah ke rumah hingga malam hari. Pada suatu malam dia merasakan perutnya sangat lapar sedangkan uang di sakunya hanya tinggal sekeping uang receh. Dia lalu membulatkan tekadnya, jika sampai di rumah berikutnya dia akan meminta makan kepada pemilik rumah itu.
Namun ketika pintu rumah itu dibuka oleh seorang gadis yang berparas cantik, dia kehilangan keberanian untuk meminta makan. Dia hanya berani meminta minum segelas air putih. Anak perempuan itu rupanya bisa membaca wajahnya yang sedang kelaparan, karena itu dia membawakan segelas besar susu segar. Dengan tenang pemuda itu meminum habis susu itu, sambil bertanya, “Berapa saya harus membayar minuman lezat ini?” Jawaban yang didapat dari gadis itu: “Anda tidak berhutang satu sen pun. Ibu saya mengajarkan kami, jangan mengharapkan imbalan atas suatu perbuatan baik.”
Oleh sebab itu pemuda itu berkata: “Jika begitu saya hanya bisa dengan tulus hati menyatakan terima kasih.” Saat Hao Wude meninggalkan rumah itu, ia tidak hanya merasakan tubuh dirinya itu menjadi lebih kuat, melainkan juga keyakinan dirinya terhadap orang lain menjadi bertambah kuat. Dia yang sebenarnya dalam keadaan putus asa, bersiap-siap untuk menyerah, tetapi kini dia telah mendapatkan kepercayaan diri kembali. Di kemudian hari dia selalu bekerja keras untuk maju dan akhirnya berhasil menjadi dokter spesialis.
Beberapa tahun kemudian, gadis itu menderita sakit yang parah dan jarang ditemui. Para dokter sudah angkat tangan terhadap penyakit yang dideritanya. Keluarga gadis itu membawanya ke dokter spesialis di kota besar untuk diperiksa keadaannya. Mereka meminta dokter Hao Wude untuk mendiagnosa penyakit anak mereka. Ketika dokter mendengar bahwa si pasien adalah penduduk yang berasal dari kota tempat menimba ilmunya dulu, sepasang mata dokter itu berbinar dengan rasa keingintahuan. Dia segera mengenakan jubah dokter dan bergegas masuk ke kamar pasien itu. Setibanya di sana, dia segera mengenali gadis itu.
Dia hanya menjenguknya sebentar dan segera kembali ke ruang kerjanya. Dokter itu membulatkan tekadnya untuk menolong nyawa pasien itu. Sejak hari itu dia mengamati dengan khusus keadaan penyakitnya. Setelah melalui perjuangan yang panjang akhirnya dokter berhasil menyembuhkan pasien ini dari rengutan maut.
Akhirnya bagian penagihan dari rumah sakit membawa nota penagihan ongkos pengobatan ke tangan dokter untuk ditanda-tangani dokter. Dokter hanya memandang sekilas nota penagihan itu, lalu dia menuliskan beberapa kata di pinggir nota tagihan, kemudian memasukkan kembali nota itu ke dalam amplop lalu diantarkan kekamar pasien itu.
Pada awalnya gadis itu tidak berani membuka nota tagihan itu, karena dia sudah bisa memastikan biaya pengobatan untuk sakitnya ini tentu sangat besar hingga selama seumur hidupnya dia tidak akan sanggup melunasi. Tetapi pada akhirnya dia memberanikan diri untuk membukanya. Namun perhatiannya segera tertuju pada kata-kata yang tertulis di pinggir nota itu.
Dia membaca berkali-kali tulisan itu dengan hampir tak percaya: “Satu gelas susu segar sudah cukup untuk membayar lunas seluruh biaya pengobatan!” – Orang yang bertanda tangan: Dr. Hao Wude -
sumber : disini
Please write a comment after you read this article. Thx..!!
Tekan "Like" jika kamu menyukai artikel ini.
Tekan "Share" atau "Tweet" jika menurutmu artikel ini bermanfaat untuk teman2 kalian.
0 comments:
Post a Comment